Translate - Terjemahkan

Sabtu, 25 Mei 2013

Lagi artis korea mencoba bunuh diri



Akhir – akhir ini media Korea di gemparkan oleh kasus percobaan bunuh diri dari penyanyi Son Ho Young, pemenang Masterchef celebrity Korea 2013 ini menyalakan batubara dimobilnya, untungnya seorang pejalan kaki menyadari hal tersebut dan segera menyelamatkan Son Ho Young.
Son Ho Young berbuat nekat diduga karena kematian tragis kekasihnya yang pada 21 Mei 2013 meninggal bunuh diri didalam mobilnya.
Kekasih Son Ho Young meninggalkan pesan kematian :
"Aku punya banyak kekhawatiran karena utang" dan "Saya merasa kecewa dengan Son Ho Young."
Dalam hal ini wajar saja bila Son Ho Young sangat terpukul oleh kejadian ini, namun semudah itukah seseorang memutuskan untuk mengakhiri hidupnya?
Selain operasi plastic selebriti korea juga terkenal dengan tingkat bunuh diri yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan negara lain.
Dua metode yang paling umum dari bunuh diri pada periode 1993-2003 telah meracuni dan menggantung, terhitung sekitar 2/3 dari semua kasus bunuh diri.

Bunuh Diri di Korea Selatan telah mendapatkan perhatian sebagai masalah nasional setelah kematian beberapa orang terkenal, termasuk mantan Presiden Roh Moo-hyun, pewaris Samsung Lee Yoon-hyung, Korea penyanyi pop U, Nee, Chae Dong Ha, Yoon Ki-Won dan Chung Jong-kwan, supermodel Daul Kim, dan aktor Ahn Jae-hwan, Jeong Da-bin, Lee Eun-ju, Jang Ja-yeon, Choi Jin-Shil, Choi Jin-yeong (adik Choi Jin Shil-an), Kim Ji-hoo, Park Hye Sang, Park Yong-ha, dan Jung Ayul.

Dari 29.501 kasus bunuh diri di Korea Selatan antara 2009 dan 2010, penyebabnya adalah: putus asa psikologis 28,8% (8.489 kasus), sakit fisik 22,6% (6.672), kesulitan ekonomi 15,9% (4.690), dan ,masalah keluarga 11,4% (3.363). Dalam kasus bunuh diri remaja penyebab paling umum adalah tekanan yang berhubungan dengan Tes Universitas.
Apa sebenarnya yang faktor pendorong selebriti korea memutuskan untuik mencabut nyawanya sendiri?
Hwang Sang-Min, seorang psikolog dari Universitas Yonsei, mengungkapkan bahwa orang Korea cenderung membentuk identitas mereka sesuai pandangan orang lain terhadap dirinya. Selain itu, mereka juga memiliki konsep Han — yaitu bersikap diam dan berusaha tabah walau dalam keadaan marah. “Percaya atau tidak, negara Korea ternyata memiliki tingkat bunuh diri tertinggi di dunia.”

Pekerjaan sebagai selebritas yang sangat lekat dengan urusan pencitraan (alias tergantung pada popularitas) membuat konsep Han jadi amat berat dilaksanakan. Terutama bila mereka sedang menghadapi situasi yang sulit, sedih, dan terpuruk.

Karena selebritas tidak lagi mampu menunjukkan citra baik dan tenang, mereka cenderung frustrasi, menyerah, dan mengambil pilihan drastis, salah satunya adalah bunuh diri.

Faktor lain yang juga berpengaruh dalam tingginya tingkat bunuh diri di kalangan selebritas Korea adalah kurangnya program konseling. Budaya Korea yang cenderung tertutup juga membuat para selebritas itu malu jika ketahuan publik saat pergi ke konseling atau sedang mengalami depresi.

Selain itu, faktor agama rupanya juga memegang peran. Hampir setengah penduduk Korea tidak memiliki agama, sehingga ketika mereka mengalami depresi, penghargaan terhadap nilai kehidupan pun rendah.

Kepercayaan akan konsep reinkarnasi juga membuat orang Korea terdorong untuk mengakhiri hidup mereka dan menjalani kehidupan baru yang mungkin lebih baik dari sekarang.

Yang mengkhawatirkan, banyaknya kasus bunuh diri di kalangan selebritas menimbulkan kecenderungan serupa di kalangan penggemar mereka. Sejak kematian aktris Lee Eun-Ju pada 2005, tingkat bunuh diri dikabarkan mengalami peningkatan cukup signifikan.

Oh Kangsub, seorang psikiater di RS Kanbuk Samsung mengatakan, “Ketika seorang selebritas bunuh diri, penggemar mereka akan mengikuti aksi sang idola.”

Sebagai langkah antisipasi, kabarnya saat ini pemerintah Korea sedang gencar menggalakkan program konseling di banyak rumah sakit untuk membantu para warga yang sedang depresi.
Catatan : seseorang tidak perlu malu jika mereka mengalami hari yang buruk, menjalani hidup yang sulit, karena hampir semua orang juga mengalami hal yang sama atau bahkan lebih buruk. Kita hanya manusia biasa, mengungkapkan isi hati bukanlah mengeluh, tapi mencoba untuk dimengerti orang lain. Hal yang sama harus dilakukan oleh lingkungan, lingkungan seharusnya lebih peka, lebih mencoba memahami, dan merangkul saat yang lain dalam kesulitan, bukannya mengabaikan atau bahkan menghujat.
Seorang yang memilih bunuh diri mungkin berfikir itu adalah pilihan terbaik dan masalah yang dihadapi akan selesai. Tapi kenyataanya itu malah menambah masalah baru yang semakin dalam. Apa orang yang bunuh diri tidak memikirkan perasaan orang –orang yang ditinggalkan? Betapa terpukulnya mereka? Merak akan merasa bersalah dan menyalahkan diri sendiri atas kematian yang diputuskan sendiri itu.
Mungkin tidak semua orang percaya Tuhan, tapi saya percaya dan hidup adalah anugerah, sebetapa sulitnya kita mencoba bertahan hidup setiap hari, seberapa banyak tawa dan air mata, semua adalah kesempatan dan harapan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar